Friday, September 10, 2021

ISU STRATEGIK

 ANALISIS PERMASALAHAN

A. Temuan Cadangan Gas Sebesar 3TCF di Lofin Pulau Seram Tahun 2012
Temuan cadangan gas sebesar 3 TCF di Lofin Pulau Seram tahun 2012 terdapat 2 sumur yaitu Sumur Lofin-1 dan Lofin-2 dengan jarak antara keduanya sekitar 2 km menggunakan akses jalan kaki atau motor trail dikarenakan kontur jalan berbatu yang telah dilakukan pengerasan serta melalui bukit dan sungai kecil. Sumur Lofin-1 dan Lofin-2 telah dilakukan pengeboran, dimana sumur lofin-1 pada tahun 2012, belum akan dieksplorasi lebih lanjut karena secara konstruksi casing sumur adalah minyak. Sementara itu, sumur Lofin-2 telah dilakukan pengeboran gas pada tahun 2014 dengan potensi volume cadangan gas sebesar 15 MMSCFD/well dengan masa stabil 15 tahun. Saat ini belum terdapat infrastruktur fasilitas produksi sumur yang diharapkan akan masuk dalam lingkup persetujuan PODCSEL.

Gambar 2.1 Sumber Gas Sumur Lofin

Gambar 2.2 Cadangan Lapangan Lofin

Gambar 2.3 Komposisi Gas Lofin-1 dan Lofin-2

Dalam rancangan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), sumber pasikan Liquefied Natural Gas (LNG) PLN saat ini berasal dari domestik yaitu Kilang LNG Bontang dan Kilang LNG Tangguh, serta secara spot dari kilan LNG Donggi, Senori. Beberapa tahun ke depan sumber pasokan LNG di Indonesia akan bertambah dengan beroperasinya LNG Wasambo dan LNG Masela. Berdasarkan LNG Plant dan tujuan pasokan, maka pasokan LNG untuk PLN adalah sebagai berikut :

1. LNG Plant : Bontang
    Tujuan Pasokan :
  • Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat, untuk pasokan gas ke Pembangkit Muara Karang, Priok, Muara Tawar
  • FSRU Benoa untuk pasokan gas ke Pembangkit Pesanggaran
  • LNG Trucking Isotank untuk Pembangkit Sambera
  • Pembangkit di Sulawesi (Sulawesi Utara, Tengah, Tenggara dan Selatan)
  • Terminal LNG Jawa Timur
2. LNG Plant : Tangguh 
    Tujuan Pasokan :
  • Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat, untuk pasokan gas ke Pembangkit Muara Karang, Priok, Muara Tawar
  • Terminal Regasifikasi Arun untuk pembangkit di Aceh dan Sumatera Utara
  • FSRU Lampung untuk pembangkit Muara Tawar
  • FSRU Jawa 1
  • Klaster LNG tersebar di Indonesia Timur
  • Terminal LNG Jawa Timur
3. LNG Plant : Masela
    Proye LNG Masela (Abadi) diperkirakan baru akan beroperasi pada tahun 2027 dan akan dimanfaatkan untuk emmasok gas ke pembangkit di Jawa Timur yang pasokan gas pipanya semakin menurun, serta untuk pembangkit gas tersebar di Indonesia Tengah/Timur. Produsen LNG Hulu harus menyiapkan fasilitas filling station small scale LNG untuk distribusi LNG ke Pembangkit Listrik PLN yang tersebar (ISO Tank dan/atau mini scale LNGC)
Tujuan Pasokan :
  • Klaster LNG tersebar di Indonesia Tengah/Timur
  • Terminal LNG Jawa Timur untuk pembangkit Gresik, Grati, Tambak Lorok

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit berbahan bakar gas di Indonesia Timur, PLN belum menyadari akan temuan cadangan gas 3 TCF di Lofin Pulau Seram sejak tahun 2012 serta belum terlihat ada pemnafaatan Gas Lofin di dalam RUPTL dengan mengoptimalkan pemanfaatan gas Lofin akan membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Maluku.

B. Kondisi Kelistrikan di Provinsi Maluku yang Masih Menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM)
Provinsi Maluku memiliki total kapasitas pembangkit tenaga listrik eksisting sebesar 165,1 MW dengan Daya Mampu Netto sebesar 108,1 MW, dengan jumlah unit tersebar sebanyak 113 unit yang didalamnya terdapat pembangkit PLN dan pembangkit sewa. Berdasarkan data pembangkit tenaga listrik eksisting pada Tabel 2.1, jumlah sistem tenaga listrik PLN dibandingkan dengan sistem tenaga listrik sewa terlihat jelas bahwa PLN belum optimal dalam penyediaan daya, dimana jumlah pasokan pembangkit PLN sekitar 56,35 MW, sedangkan pembangkit sewa sekitar 108,7 MW.

Tabel 2.1 Data Pembangkit Tenaga Listrik Eksisting

Sistem Ambon merupakan sistem tenaga listrik terbesar di Provinsi Maluku yang memiliki total kapasitas pembangkit sebesar 86,2 MW termasuk pembangkit sewa dengan daya mampu 62,4 MW. Sistem tenaga listrik di Ambon merupakan sistem interkoneksi 70 kV dan 150 kV yang mensuplai 3 (tiga) gardu induk eksisting yaitu GI Sirimau, GI Passo dan GI Wayame.

Salah satu permasalahan jangka pendek untuk diselesaikan terutama di kota Ambon ialah berakhirnya kontrak sewa pembangkit berkapasitas besar Marine Vessel Power Plant (MVPP) sehingga cadangan pasokan daya listrik kurang dari 30% dan pembangkit yang ada seluruhnya menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk menyelsaikan masalah tersebut, di Ambon direncanakan pembangunan Barge Mounted Power Plant (BMPP) dengan kapasitas jumlah 50 MW yang diharapkan sudah bisa beroperasi pada tahun 2022, sehingga dengan beroperasi BMPP diharapkan memanfaatkan Gas Lofin sebagai bahan bakar. Serta dikembangkannya jaringan 20 kV menjadi jaringan transmisi 150 kV di Pulau Seram dan 70 kV di Pulau Buru untuk mengalirkan daya dari pembangkit-pembangkit PLTD, PLTMG dan PLTA menuju beban.

Gambar 2.4 Peta Pengembangan Sistem Ambon

Gambar 2.5 Peta Pengembangan Sistem Seram

Gambar 2.6 Peta Pengembangan Sistem Buru


Gambar 2.7 Peta Pengembangan Sistem Langgur dan Dobo

Gambar 2.8 Peta Pengembangan Sistem Masela dan Saumlaki

C. Kondisi Pemenuhan Pembangunan Kelistrikan Desa di Daerah 3T (Terbelakang, Terpencil, Tertinggal)
Rasio elektrifikasi Provinsi Maluku pada TW II tahun 2021 untuk Provinsi Maluku adalah sebesar 96,12% terdiri dari RE PLN 92,66% dan RE Non PLN 3,92% namun masih terdapat 4 (empat) kabupaten yang rasio elektrifikasinya masih relatif rendah yaitu Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Buru Selatan, Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kabupaten Kepulauan Aru. Untuk mencapai target 100% pada tahun 2024 diperlukan upaya percepatan melalui program listrik pedesaan baik reguler maupun melalui program lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) dari kementrian ESDM. Program LTSHE merupakan program pra elektrifikasi yang dilaksanakan sebelum PLN melistriki suatu daerah, baik dengan pengembangan pembangkit baru, perluasan jaringan maupun metode lainnya. Program listrik perdesaan ini tidak hanya berusaha menambah jumlah pelanggan yang dilistriki PLN, namun juga meningkatkan layanan PLN dengan meningkatkan jam nyala pelanggan dengan memanfaatkan potensi pembangkit yang tersedia. Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, kehandalan pelayanan dan jam pelayanan, PLN merencanakan agar seluruh sistem tenaga listrik di Provinsi Maluku dapat beroperasi 24 jam mulai tahun 2024 dengan dukungan inovasi "Gamang". Selain itu, PLN sedang mengembangkan metode-metode yang dapat digunakan untuk melistriki desa.

Tabel 2.2 Peningkatan Rasio Elektrifikasi

Provinsi Maluku terdiri atas 57 unit isolated kelistrikan yang diantaranya memiliki kondisi kelistrikan normal, siaga dan defisit dengan jam nyala 24 jam sebanyak 25 sistem, 16 jam sebanyak 2 sistem, 12 jam sebanyak 28 sistem dan 6 jam sebanyak 2 sistem.

Gambar 2.9 Peta Kelistrikan dan Neraca Daya PLN Provinsi Maluku

Kondisi kelistrikan normal diartikan bahwa seluruh konsumen dapat dilayani, dimana terlihat hanya ada 17 sistem yang normal. Untuk kondisi kelistrikan siaga atau kritis ialah kondisi dimana tidak memenuhi kriteria N-1 atau akan terjadi pemadaman bila ada satu unit pembangkit mengalami pemeliharaan, kondisi siaga atau kritis ini perlu diperhatikan kemabli oleh PLN karena 37 sistem yang terancam kelistrikannya. Sistem defisit yang berarti beban puncak (BP) sudah melebihi daya mampu (DM) yang berarti kondisi tersebut konsumen tidak dapat dilayani karena kendala operasi tidak dapat dipenuhi. Sistem defisit tersebar pada 2 sistem di wilayah Maluku.

D. Kondisi Peningkatan Kapabilitas dan Kapasitas Industri perikanan
Berdasarkan hasil survey beberapa industri, Pulau Seram memiliki sistem kelistrikan berupa captive power  atau listrik yang disediakan sendiri oleh perusahaan yang dimana menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), turbin gas dan juga bahan bakar cangkang kelapa sawit. Industri-industri tersebut sangat membutuhkan supply listrik dari PLN dengan biaya pokok penyediaan yang lebih murah. Dengan memperhatikan potensi Gas Lofin maka untuk memenuhi demand dengan total kebutuhan listrik sebesar ±30 MW di Seram Utara, maka rencana dalam RUPTL tahun 2021-2030, PLTMG Seram Utara 20 MW (COD 2025) dan PLTD Dual Fuel Bula10 MW (COD 2022) diusulkan untuk dipindahkan mendekati sumur gas Lofin sehingga estimasi kebutuhan gas diperkirakan sebesar ±5 - 6 MMSCFD.

Gambar 2.10 Aspek Demand Gas Lofin

Kebutuhan listrik antara lain seperti pada gambar 2.10, PLN Bula-Kobisonta (± 6-8 MW), Kalrez Petroleum Seram Limited (±1 MW), Citic Seram Energy Limited (±8 MW), WLI Arara (±12 MW) dan WLI Pasahari (±8 MW) serta perencanaan ekspansi tambak udang sekitar 2,5 MW.

E. Sinergi antara Dinas, BUMN-BUMD terkait dengan Maluku Lumbung Ikan Nasional (MLIN) dan Ambon New Port
Untuk mendukung program strategis nasional, Maluku Lumbung Ikan Nasional dan Ambon New Port diperlukan sinergi antara instansi, baik tingkat pusat maupun daerah agar terbentuk rantai dingin. Data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku diperoleh usulan kapasitas daya listrik (kVA) untuk pembangunan cold storage dan pabrik es. Laporan Usulan Pembangunan Cold Storage dan Pabrik Es di Maluku adalah sebagai berikut :

Tabel 2.3 Usulan Pembangunan Cold Storage dan Pabrik Es di Maluku

Dari laporan usulan pembangunan, dapat dilihat bahwa terdapat 10 kabupaten/kota yang diusulkan, dimana total kebutuhan listrik untuk pembangunan Cold Storage sebesar 3,101 kVA untuk total kapasitas CS 1,760 Ton dan kapasitas ABF 421 Ton. Sedangkan untuk pembangunan Pabrik Es dibutuhkan daya listrik sebesar 2,381 kVA untuk kapasitas  340 Ton. Laporan Kebutuhan Listrik pada Pelabuhan Perikanan di Provinsi Maluku adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4 Kebutuhan Listrik Pada Pelabuhan Perikanan di Provinsi Maluku

Dari laporan kebutuhan listrik pada pelabuhan perikanan di Provinsi Maluku terdapat 31 Pelabuhan perikanan dengan daya terpasang sebesar 6.312,8 kVA dan masih dibutuhkan penambahan kapasitas sebesar 15.850,2 kVA. Secara keseluruhan pelabuhan perikanan di Provinsi maluku hanya 6 pelabuhan yang sudah status operasi, 13 pelabuhan dengan status belum beroperasi dan 10 pelabuhan yang masih diusulkan masuk Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional (RIPPN). Berikut Laporan Kebutuhan Listrik pada Kawasan Budidaya di Provinsi Maluku :

Tabel 2.5 Kebutuhan Listrik Pada Kawasan Budidaya di Provinsi Maluku

Dari laporan kebutuhan listrik pada kawasan budidaya terdapat 6 (enam) kawasan budidaya yang tersebar di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Kepulauan Tanimbar dan Buru. Jumlah daya terpasang secara keseluruhan 19.035 kVA dengan daya yang masih dibutuhkan sebesar 50.206,5 kVA. Untuk kawasan budidaya hanya 1 (satu) kawasan yang berstatus operasional yaitu Budidaya Udang di Seram Utara (Maluku  Tengah), sisa diantaranya 1 (satu) yang masih status belum operasional dan 4 (empat) sementara diusulkan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk pengembangan T.A 2022.

F. Upaya Peningkatan PAD bagi Provinsi Maluku dari Pemanfaatan Gas Lofin
Kreativitas dalam upaya meningkatkan PAD adalah hal yang sangat penting, melalui program terobosan yang dilakukan pada "Gamang" maka diperoleh pendapatan sebagai berikut :
1. Hilir Migas
  • Pola kerjasama Pertagas, BUMD MEA dan PLN untuk konversi energi pembangkit listrik PLN dari berbahan bakar minyak menjadi berbahan bakar gas, BUMD MEA akan memperoleh marketing fee dari setiap pemakain gas oleh pembangkit PLN.
  • Pola kerjasama Pertagas, BUMD MEA dengan industri perikanan (PT. Wahana Lestari Investama), BUMD MEA akan memperoleh pendapatan dari power rental agreement (include fuel).
  • Pola kerjasama Pertagas, BUMD MEA untuk penyediaan pembangkit listrik excess power, BUMD MEA akan memperoleh pendapatan dari setiap kelebihan daya atau kWh yang dijual PLN.
2. Jasa Penunjang
Peluang pendapatan dari kegiatan Usaha Jasa Penunjang dapat dipetakan menjadi kegiatan yang berhubungan dengan (1) Jasa Ketenagakerjaan, (2) Jasa Penyewaan, (3) Perdagangan Barang, (4) Pengolahan Limbah, (5) Jasa Konsultan, dan (6) Hotel, Restauran, Hiburan. Masuk ke ruang lingkup Jasa Ketenagakerjaan antara lain adalah kegiatan penyeleksian, pelatihan dan penyauran tenaga kerja baik yang akan langsung diserap oleh Citic Seram Energy Limited (CSEL), Main Contractor dan Sub Contractor yang bekerja baik di Offshore dan Onshore pada tahap pembangunan fasilitas dan pada tahap operasional fasilitas. Masuk ke ruang lingkup Jasa Penyewaan adalah kegiatan penyediaan alat sewa seperti sewa kendaraan, alat berat, permesinan, genset, mesin, part mesin, air bersih serta perdagangan lainnya. Mausk ke ruang linkgup Pengolahan Limbah adalah kegiatan pengolahan dan perdagangan limbah baik yang bersumber selama fase konstruksi maupun selama masa operasional kilang. Masuk ke ruang lingkup Jasa Konsultasi adalah kegiatan penyediaan jasa konsultasi di bidang Teknik, Lingkungan dan Sosial. Masuk ke ruang lingkup Hotel, Hiburan dan Restoran adalah kegiatan penyediaan sarana dan prasarana akomodasi lainnya.

KONTAK

Hubungi Kami

Untuk informasi lebih lanjut terkait project Gas Untuk Maluku Terang (GAMANG) dapat langsung menghubungi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Maluku pada nomor atau alamat yang tertera di bawah.

Alamat:

97128 Ambon, Jl. Kebun Cengkeh No.1

Jam Kerja:

Senin - Jumat 08.00 - 16.30

Phone:

0813 4318 8337 (Kabid Ketenagalistrikan ESDM Promal)

Pencarian

Powered by Blogger.